Seni Abstrak

Seni abstrak adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak menggambarkan obyek dalam dunia asli, tetapi menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Pada awal abad ke-20, istilah ini lebih digunakan untuk mendeskripsikan seni seperi kubisme dan seni futuristik.

>> Baca selengkapnya

Fotorealisme

Fotorealisme adalah genre di dalam menyusun ulang karya fotografi menjadi karya lukis, khususnya dalam hal mencapai motif bersifat hiperrealisme.

Sejarah
Di dalam seni rupa, istilah ini biasanya dipakai untuk merujuk kepada lukisan-lukisan dalam gerakan fotorealisme di akhir 1960an hingga awal 1970an yang populer di Amerika dan Eropa.

Louis K. Meisel adalah orang pertama yang menggunakan istilah ini, dan juga menulis buku-buku mengenai gaya fotorealisme. Fotorealis generasi pertama meliputi nama-nama Richard Estes, Robert Anderson, Phillip Pearlstein, Denis Peterson, John Mandel, Dennis Martin, Robert Bechtle, Audrey Flack, Robert Cottingham, Don Eddy, Ron Kleemann, Tom Blackwell, Charles Bell, Chuck Close, John Kacere, David Parrish, Ralph Goings, Richard McLean, John Salt dan Ben Schonzeit. Duane Hanson adalah contoh yang langka dari pemahat fotorealis, terkenal karena kemampuannya membuat pahatan manusia yang benar-benar menyerupai manusia, lengkap dengan rambut dan kainnya.

Meskipun aslinya merupakan gerakan dari Amerika, pada awal tahun 2000an, sekelompok perupa fotorealisme mulai berdiri. Termasuk di dalamnya Clive Head, Steve Whitehead, Raphaella Spence dan Bertrand Meniel. Meskipun untuk mencapai tujuan fotorealisme karya-karya mereka tetap mengikuti cara Amerika, namun tetap memasukkan ciri khas tradisi seni rupa Eropa.

Gerakan fotorealisme tetap eksis di Amerika dengan salah satu contoh pendukungnya adalah Galeri Louis K. Meisel, yang mengkhususkan diri untuk karya-karya fotorealisme. Selain itu fotorealisme juga berkembang di bagian selatan Amerika, walaupun pada dasarnya gaya ini lebih banyak berkembang di New York dan Los Angeles.

Objek yang Sering dipakai
Kebanyakan fotorealis bekerja dengan obyek-obyek pemandangan (yang tentu saja dalam sudut pandang urban, bukan pemandangan yang biasa ditemukan dalam lukisan tradisional), potret, dan still life.

Penjelasan Teknik yang digunakan
Fotorealis dengan disiplin mengikuti pola hasil imaji fotografis, dan bila perlu dengan memproyeksikannya dengan bantuan proyektor dan mamakai teknik gridding untuk memperoleh akurasi peniruan yang tinggi. Tingkat peniruan dalam fotorealisme sangat tinggi, bahkan dalam penekanan pada detail-detail yang sering diabaikan oleh gaya lukis lain, seperti kilatan permukaan logam dan bentuk-bentuk geometris dari benda-benda buatan manusia.

Fotorealisme dan Trompe l'oeil
Fotorealisme pada abad 20 bisa dibedakan dengan teknik trompe l'oeil dari abad 19. Meskipun trompe l'oeil juga dimaksudkan untuk mencapai kemiripan yang mampu menipu mata, namun banyak sekali detail-detail kecil seperti objek still life yang seolah dihilangkan dari lukisan. Di sisi lain, fotorealisme mampu mencapai tujuan trompe l'oeil sekaligus juga tidak menghilangkan detail-detail sekecil apapun.

>> Baca selengkapnya

Naturalisme (seni rupa)

Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme(baca di sini) pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.

 






Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

>> Baca selengkapnya

Impresionisme

Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.

Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.

Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra.

Penjelasan 
Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk lukisan yang tidak kalah menariknya.

Namun Delacroix sendiri bisa dianggap gagal melepaskan diri dari pengaruh pakem seni lukis akademi karena bagaimanapun lukisannya sendiri masih berkonsentrasi pada bentuk-bentuk secara ideal.

Kemudian beberapa pelukis secara radikal melanggar aturan-aturan akademis dalam pembuatan lukisan. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk secara mendetail dengan mementingkan kontur, volume, dan garis. Juga meninggalkan pengamatan struktural bentuk suatu objek. Sebaliknya, suasana didapatkan dengan menangkap kesan (impresi) cahaya yang ditangkap sekilas oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi lebih sederhana, tidak seperti lukisan naturalisme atau realisme.

Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.

Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.

Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.

Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis Winslow Homer.

Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.

Sejarah 
Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Académie des beaux-arts mendominasi kegiatan seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standarisasi tradisional lukisan-lukisan Perancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis, religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang sebelah mata. Académie des beaux-arts juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis. Semua goresan kuas sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi, dan teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna gelap dan suram lebih dihargai.

Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang mendorong terbentuknya standarisasi lukisan yang tercermin dari pilihan para juri.

Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya Realisme Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha membiaakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap indah. Mereka juga lebih memilih tema pemandangan dan kehidupan sehari-hari dibanding cerita sejarah.

Baik kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis neoklasik yang kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih mengirimkan karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri. Kelompok pelukis muda ini antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan Frédéric Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre, sering melukis bersama, dan menjalin persahabatan yang erat.

Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on the Grass (Le déjeuner sur l'herbe) karya Manet yang menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria dalam sebuah piknik. Juri beranggapan bahwa ketelanjangan bisa diterima dalam lukisan historis dan religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang melanggar norma. Manet merasa sangat kecewa dengan penolakan ini yang sekaligus menimbulkan polemik di kalangan seniman. Meskipun Manet tidak secara langsung menyebut dirinya sebagai seniman neoklasik, ia sebenarnya terlibat sebagai pemimpin dalam diskusi di Café Guerbois, di mana seniman-seniman neoklasik berkumpul, dan mengembangkan pengaruh neoklasik.

Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III memutuskan bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-karya tersebut, dan mengadakan Salon des Refusés (Salon Penolakan). Kegiatan ini berlangsung bertahun-tahun, hingga kemudian pada April 1874 seniman-seniman impresionisme mendapatkan kesempatan menggelar pamerannya sendiri.

Namun kaum neoklasikme kemudian tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini. Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon. Namun ide ini ditolak oleh Manet, sekalipun ia sendiri termasuk orang yang paling berpengaruh di kelompok ini karena berpendapat bahwa perjuangan kaum neoklasikme justru seharusnya dimulai dengan mendobrak tembok penjurian di Salon. Morisott, salah satu dari sedikit wanita dari kelompok Café Guerbois memutuskan untuk turut serta dalam pameran, sekalipun beberapa karyanya sudah siap dipamerkan di Salon.

Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis Leroy menulis review yang tidak terlalu bersahabat di surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa [ Sunrise] (soleil levant) oleh Claude Monet tidak lebih dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa digolongkan ke dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.

Istilah "neoklasik" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran, tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan kemandirian menjadi jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis bisa saja berbeda. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa digolongkan neoklasik. Sementara Degas menolak pakem neoklasikme yang sudah ada dengan karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik menentang neoklasik sejak 1880an, dan tidak pernah kembali lagi kepada aliran ini.

Gelora neoklasik lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya. Terutama pada pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan teori-teori baru dalam karya neoklasik dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing-masing anggota memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal neoklasik dengan memasuki masa neoklasikme.

Pengaruh Teknologi dan Sains
Secara kebetulan, pada masa keemasan impresionisme, ditemukan pula penggunaan teknik fotografi. Pada awalnya fotografi dianggap bisa memusnahkan keberadaan seni lukis. Namun tujuan utama impresionisme yang menangkap kesan sesaat justru membuat fotografi menjadi alat bantu utama yang sangat bermanfaat. Pelukis menjadi bisa mengeksplorasi hal-hal yang biasanya hanya terjadi sesaat, seperti langkah kuda saat berlari, suasana kota yang dinamis.Selain itu teori warna juga sangat berkembang dan membantu pengembangan aliran impresionisme.

Pengaruh Terhadap Seni Rupa Modern
Ada banyak hal yang menyebabkan impresionisme bisa dianggap sebagai pelopor gerakan seni rupa modern lain. Antara lain berhasil mendobrak keterpakuan seni terhadap subjek yang akan dilukis. Hal ini bisa dilihat dari contoh karya Manet yang menganggap moral bukanlah sesuatu yang harus terlalu dipertimbangkan di dalam seni rupa, sebab inti dari lukisan adalah lukisan itu sendiri, bukan pesan yang akan disampaikannya. tetapi bukan berarti hal itu membuat dunia lukis menjadi dunia yang cabul, sebab kevulgaran itu sendiri bukanlah tujuan pelukis impresionisme, hanya saja jika ketelanjangan diperlukan, katakanlah untuk membantu komposisi, maka hal itu memang harus dilukiskan.

Selain itu impresionisme juga mempelopori penerapan kembali teori-teori sains terbaru dalam dunia seni lukis. Antara lain pencampuran warna secara optis yang pada masa itu diperkenalkan oleh Chevreul. Hampir seluruh contoh karya impresionisme memperlihatkan kesadaran pelukisnya bahwa warna-warna, meskipun tidak dicampurkan dengan palet, namun saat didekatkan akan menghasilkan ilusi warna tertentu. Misalnya kuning yang didekatkan dengan hijau akan membuat warna kuning tersebut seolah mendekati warna hijau. Sebaliknya warna kuning jika didekatkan dengan warna ungu akan membuat warna tersebut semakin menyala dan memperlihatkan identitas kuningnya secara optis.

Impresionisme juga membuat penggunaaan warna hitam di dalam lukisan berkurang jauh. Sebab seniman kemudian menyadari bahwa bagaimanapun hitam bukanlah warna. Secara visual adalah mustahil bagi seseorang untuk mendapatkan suasana dengan warna hitam.

Ciri Khas 
* Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis  menangkap esensi subjek daripada detailnya.
* Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
* Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
* Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
* Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
* Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
* Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)

Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.

Post-Impresionisme 
Neoklasik adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa neoklasikme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian neoklasikme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec. Camille Pissarro, yang sebelumnya adalah seniman neoklasik kemudian mengembangkan gaya pointilisme. Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul Cézanne, meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran neoklasik, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri.

Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran neoklasikme namun masih mengandung unsur-unsur dasarnya.

Pelukis-Pelukis yang Pernah Menganut Impresionisme:
    * Frédéric Bazille
    * Jean Beraud
    * Eugène Boudin
    * Mary Cassatt
    * Gustave Caillebotte
    * Paul Cézanne
    * Lovis Corinth
    * Edgar Degas
    * Giuseppe De Nittis
    * Frederick Carl Frieseke
    * Eva Gonzalès
    * Armand Guillaumin
    * Nazmi Ziya Güran
    * Childe Hassam
    * Wilson Irvine
    * Johan Jongkind
    * Konstantin Korovin
    * Stanislas Lépine
    * Max Liebermann
    * Laura Muntz Lyall
    * Édouard Manet
    * Jacob Maris
    * Willem Maris
    * Anton Mauve
    * Willard Metcalf
    * Claude Monet
    * Berthe Morisot
    * Francisco Oller y Cestero
    * William McGregor Paxton
    * Lilla Cabot Perry
    * Camille Pissarro
    * Władysław Podkowiński
    * Pierre-Auguste Renoir
    * Theodore Robinson
    * Auguste Rodin
    * Zinaida Serebryakova
    * Valentin Serov
    * Alfred Sisley
    * John Henry Twachtman
    * J. Alden Weir
    * Konstantin Yuon
    * Federico Zandomeneghi

sumber: wikipedia

>> Baca selengkapnya

Realisme (seni rupa)

Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.

Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.

Realisme Sebagai Gerakan Kebudayaan
Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis, sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.

Realisme Dalam Seni Rupa
Seniman realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic.

Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme.

Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme.

Daftar pelukis realisme terkenal:
    * Karl Briullov
    * Ford Madox Brown
    * Jean Baptiste Siméon Chardin
    * Camille Corot
    * Gustave Courbet
    * Honoré Daumier
    * Edgar Degas (juga seorang Impressionis)
    * Thomas Eakins
    * Nikolai Ge
    * Aleksander Gierymski
    * William Harnett (spesialis trompe l'oeil)
    * Louis Le Nain
    * Édouard Manet (berhubungan pula dengan Impressionisme(baca di sini))
    * Jean-François Millet
    * Ilya Yefimovich Repin

Realisme Dalam Sinema
Italian Neorealism adalah gerakan sinematik yang memperjuangkan pemikiran realisme setelah era perang dunia kedua di Italia. Sinema realisme terkenal di antaranya Vittorio De Sica, Luchino Visconti, dan Roberto Rossellini.

sumber: wikipedia

>> Baca selengkapnya

    Jumlah Pengunjung

    Langganan Gratis

    Enter your email address:

    Delivered by FeedBurner

    Profil

    Foto saya
    tak ada yang spesial, hanya ingin belajar.

    Lihat yang Lain..


    ShoutMix chat widget

    Tukeran Link yuk!

    Followers

    Powered By Blogger
    Adsense Indonesia
Designed by Templates Next | Converted into Blogger Templates by Theme Craft